Minggu, 25 Oktober 2015

Filled Under:

Teknik Otomasi

Pengertian

Teknik otomasi adalah penggunaan mesin,sistem kontrol, dan teknologi informasi untuk optimisasi produksi dan pengiriman barang dan jasa. Dalam dunia industri, otomasi merupakan lanjutan dari mekanisasi, di mana mekanisasi masih membutuhkan operator manusia selama mesin beroperasi dan masih membutuhkan bantuan tenaga otot manusia agar mampu bekerja. Otomasi mengurangi peran/beban aktifitas manusia dalam hal tersebut.
 
Teknik Otomasi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari otomatisasi perangkat/sistem. Pemanfaatan sistem kontrol merupakan suatu hal(seperti komputer) yang digunakan untuk mengendalikan mesin-mesin industri dan kontrol proses untuk menggantikan operator tenaga manusia. Industrialisasi itu sendiri merupakan proses tahapan dalam pelaksanaan mekanisasi, dimana konsep mekanisasi tetap mesin-mesin industri dilakukan manusia sebagai operator dan dengan menempatkan mesin sebagai pembantunya sesuai dengan permintaan kerja secara fisik.
 
Teknik Otomasi adalah program studi yang mempelajari beberapa bidang pokok yaitu :
1.     Teknologi Mekanik (Mesin, Peralatan Industri, Pneumatic & Hidraulic )
2.     Teknologi Informatika (Pemrograman Assembly, Visual Basic, SCADA)
3.   Teknologi Elektronika (Elektronika Digital, Analog, Power Electrical, Robotika)
 
Seorang Insinyur Teknik Otomasi harus menguasai ketiga bidang tersebut (Teknologi Mekanik, Informatika, dan Elektronika). Hal ini yang menjadikan beberapa persepsi masyarakat jikalau bidang Otomasi adalah bidang yang sulit untuk dipelajari. Namun konsekuensi dari semua itu, lapangan kerja dibidang ini sangatlah menjanjikan. Di dalam jurusan ini sangatlah dituntut logika/nalar yang kuat .Karena di bidang ini nantinya kita akan mendesign sebuah peralatan ataupun memperbaiki sebuah peralatan otomatis yang mana dalam proses pembuatannya merupakan serangkaian logika kerja.
 
SISTEM OTOMASI INDUSTRI
 
Ditinjau dari sisi teknologi, Otomasi Industri merupakan integrasi antara teknologi mekatronika, teknologi komputer dan teknologi informasi. Sedangkan definisi Mekatronika menurut Loughborough University (United Kingdom) adalah: "Mechatronics is a design philosophy that utilizes a synergistic integration of Mechanics, Electronics and Computer Technology (or IT) to produce enhanced products, processes or systems". Sistem mekatronika merupakan integrasi sinergi antara teknologi mekanik (mekanik konvensional/elektromekanik), kontrol, elektronik (analog/ digital) dan teknologi informasi. Contoh sistem mekatronika sederhana adalah mesin pengemasan permen, mesin pengemasan obat dan kosmetik dan mesin-mesin CNC.
Adapun terdapat beberapa perincian level otomasi menurut Prof. Dr. H. Kirrmann dari Pusat Riset EPFL/ABB Swiss, dengan penjelasan sebagai berikut:
      Administrasi : Keuangan, sumber daya manusia, dokumentasi dan perencanaan (Administration ) jangka panjang.
      Perusahaan : Menentukan target produksi, merencanakan perusahaan dan sumber
      (Enterprise) : daya, mengkoordinir lokasi berbeda, mengatur order/pesanan, memprediksi prilaku proses produksi di masa depan khususnya untuk pemeliharaan peralatan, menelusuri indikasi kunci keberhasilan untuk kepentingan optimasi aset.
      Rekayasa/Produksi : Mengatur pelaksanaan, sumber daya, alur kerja, pengawasan (Manufacturing) kualitas, jadwal produksi, pemeliharaan, menyimpan data pabrik dan produk untuk keperluan proses berikutnya dengan cara yang aman, menelusuri proses produksi dan produk untuk sistem manajemen dan informasi pabrik (plant information and management system PIMS).
      Pengawasan : Mengawasi lokasi dan produksi, mengoptimalkan, melaksanakan (Supervision ) operasi, visualisasi proses produksi dalam bentuk panel display / SCADA ) (man-machine interface-MMI), menyimpan data proses dan membukukan operasi produksi.
      SCADA :  Urutan perintah operasi, proteksi dan penyambungan.
      Field : Mengakuisisi data (sensor dan aktuator) dan mentransmisikan data. Level Field berinteraksi dengan sistem mekanis proses (primary technology) secara tidak langsung.
 
 
PEMETAAN FUNGSI PEKERJAAN DI BIDANG OTOMASI INDUSTRI
Area fungsional/fungsi pemetaan pekerjaan di bidang Otomasi Industri dibagi atas:
 
1.     Pengoperasian yaitu meliputi fungsi pekerjaan mengoperasikan peralatan dan sistem otomasi industri (hardware dan software) sesuai spesifikasi operasi yang dipersyaratkan.
2.     Pemeliharaan dan Perbaikan yaitu meliputi fungsi pekerjaan memelihara dan memperbaiki peralatan dan sistem otomasi industri (hardware dan software) agar tetap berada pada kondisi sesuai yang dipersyaratkan dari waktu ke waktu.
3.     Perakitan dan Instalasi yaitu meliputi fungsi pekerjaan merakit dan menginstal peralatan dan sistem otomasi industri (hardware dan software) sesuai perencanaan.
4.     Pengetesan dan Komisioning yaitu meliputi fungsi pekerjaan mengetes mengatur dan mengevaluasi performa peralatan dan sistem otomasi industri (hardware dan software) sesuai yang dipersyaratkan dalam perencanaan.
5.     Perancangan dan Pembuatan yaitu meliputi fungsi merencanakan dan merealisasikan peralatan dan sistem otomasi industri (hardware dan software) sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan.
 
 
 
PENGELOMPOKAN SISTEM PADA OTOMASI INDUSTRI
 
Sistem Otomasi Industri berdasarkan konfigurasi sistem kontrol, fasilitas dan cakupan kerjanya dikelompokkan menjadi:
1.     Direct Digital Control (DDC), pada sistem ini, proses Otomasi Industri dikontrol langsung oleh kontroler elektronik/komputer. Sistem ini banyak diterapkan pada pabrik pengolahan dengan mesin prose yang sederhana (mesin pengemasan kosmetik, mesin pengolahan kayu, mesin pengemasan makanan, pengemasan obat, dan sebagainya). Pada level otomasi industri menempati Level-1 (Unit Control/Sell).
2.     Distributed Control System (DCS), Sistem ini menerapkan kontrol terdistribusi, yaitu setiap proses dikontrol oleh masing-masing local controller. Sedangan masing-masing local controller tersebut dikendalikan oleh main controller atau supervisory computer. Sistem ini telah memanfaatkan teknologi jaringan komputer lokal (sering juga dilengkapi dengan panel MMI untuk memonitor proses) dan banyak dipakai pada pabrik pengolahan dengan jumlah proses yang banyak dalam satu jalur produksi (contoh: pabrik pengolahan bahan kimia, pabrik ban, pabrik baja, pabrik kertas dan sebagainya). Pada level otomasi industri menempati Level-1(Group Control).
3.     Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), Sistem ini dapat dikatakan sebagai DCS yang dilengkapi dengan fasilitas:
      Display visualisasi proses yang sedang berjalan,
      Display alarm and kejadian untuk gangguan (alarm log, logbook),
      Display trend data (numerik dan grafik) dinamis dan hasil analisisnya,
      Display handbook, datasheet, inventory, expert system (documentation),
      Komunikasi dan sinkronisasi data dengan kantor pusat.
Pada level otomasi industri menempati Level-2 (SCADA).
 
KESIMPULAN
 
Telah diuraikan diatas sistem otomasi industri betapa pentingnya sistem ini di pakai dalam suatu perusahaan indusri karna sangat membantu daya kerja perusahaan industri tersebut.di negara Negara berkembang & maju pun menggunakan sistem ini. Karena pentingnya, kebutuhan industri akan tenaga-tenaga terampil di bidang CAE/CAPP meningkat pesat. Bahkan di negara-negara industri baru yang terkenal dengan sebutan BRIC (Brasil, Rusia, India dan Cina), kebutuhan tenaga CAE/CAPP ini telah membooming.  

sumber : http://www.automationindo.com/article/298/automation#.Vi2fk27p24E 

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted Business sites:

  • Copyright © AUTOMATIONINDO™ is a registered trademark.
    Blogger Templates Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.